Tanggal
22 Januari 2015, merupakan hari bersejarah buat saya. Sejarah banget pokoknya. Karena
apa? Yak, Anak saya akhrinya lahir juga. Ya, saya sebut ini anak karena selama
sembilan bulan skripsi ini dikandung oleh pacar kedua saya (Laptop).
*Potong
tumpeng*
Rasanya
lulus setelah sidang skripsi itu, seperti sidang skripsi kemudian dinyatain lulus.
Dimana-mana senyum senyum sendiri. Di jalan lagi naik motor senyum, di warung
makan senyum, sampai boker ngeden sambil senyum. Oke lupakan.
Kata
orang orang dan temen temen yang pernah ngerasain, sidang skripsi itu beda sama sidang
pengambilan STNK di pengadilan. Beda banget! Dan katanya lagi sebelum hari
eksekusinya pasti akan merasakan yang namanya nggak doyan makan, nggak doyan
minum, nggak bisa tidur sambil kayang, panas
dalam, sariawan, bibir pecah pecah susah buang air besar, mual pengen muntah, ngidam
makan mangga muda dan masih banyak lagi penyakit dadakan datang. Tapi untung
saja, saya nggak ngalamin hal hal seperti di atas paling cuma nggak bisa tidur
kalo belum ngantuk.
Sebelum
hari sidang datang saya sudah tau siapa dosen yang akan menjadi penguji skripsi
nantinya. Saya cukup beruntung mendapatkan dosen penguji yang enak dan sudah
saya kenal karakter orangnya. Mendapatkan dosen penguji yang enak itu bagaikan
mendapatkan diamond pas main get rich. Seneng banget. Saya sering kasihan lihat temen ketika
sidang skripsi dapatnya dosen yang sering bantai pertanyaan sampai nggak bisa
jawab pertanyaan. Kalo lihat yang seperti itu jadi kepikiran ini namanya bukan
acara sidang skripsi tapi uji nyali. Apalagi lihat temen nggak bisa jawab
rasanya pengen teriak “udah pas aja phone a friend aja.”
Jalannya
sidang skripsi saya menyenangkan tidak terlalu menegangkan. Banyak teman teman
yang menjadi suporter di belakang. Apalagi pacar yang nyetrikain baju, celana, dasi. Dan dari pagi pagi nemenin
saya dandan. Pertanyaan pertanyaan satu demi satu terjawab. Yang masih inget di
kepala saat ini adalah pernyataan dosen pembimbing yang bilang “kalo ngerjain
skripsi jangan sambil pacaran. Nih, banyak salah ketik jadinya.” Saya hanya
diem sambil senyum senyum sendiri diikuti ketawa teman teman di belakang.
Sampai
akhirnya saya dinyatakan lulus dan skripsi diterima dengan perbaikan perbaikan
sistematika penulisan.
Dan,
nantikan saya wisuda.
*Bakar
KTM*
Selamat, ditunggu syukuran wisudanya... Hooo
BalasHapusMakasih bro, lewat sini aja ya syukurannya
BalasHapusMakasih bro, lewat sini aja ya syukurannya
BalasHapus